Asal Usul Kota Malang

Balai Kota Malang 


KSKINDONESIA.NET, MALANG - Kota Malang adalah kota kedua terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya. Kota yang terkenal dengan apel Malang-nya juga mempunyai julukan lain yaitu kota dingin dan kota pelajar.

Malang adalah salah satu kota wisata di Jawa Timur yang memiliki tempat-tempat wisata yang indah dan mengandung nilai-nilai sejarah. Disamping itu, kota Malang juga banyak memiliki prasasti, candi-candi dan situs sisa peninggalan sejarah warisan nenek moyang seperti :

1.    Keraton Gunung Kawi yang merupakan tempat pertapaan Mpu Sindok pendiri Wangsa Sindok
2.    Makam Eyang Djoego di Gunung Kawi yan dikenal sebagai tempat pesugihan.

3.    Candi Badut prasasti peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang menjadi cikal bakalnya kota Malang.

4.   Candi Singosari, Candi Jago dan candi Kidal yang merupakan pininggalan kerajaan Singosari yang menjadi cikal bakal Kerajaan Majapahit.


Disamping tempat wisata dan peninggalan sejarahnya, kota Malang juga terkenal di seluruh Indonesia karena Bakso Malang dan klub sepakbola Arema yang memiliki supporter fanatic yaitu Aremania.


Asal Usul Nama Malang

Nama Malang berasal dari kata Malangkucecwara, sedangkan Malangkucecwara sendiri berasal dari tiga kata, yakni : Mala yang berarti segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil, Angkuca yang berarti menghancurkan atau membinasakan dan Icwara yang berarti Tuhan. Dengan demikian Malangkucecwara berarti “TUHAN MENGHANCURKAN YANG BATHIL”.


Walaupun nama Malang telah mendarah daging bagi penduduknya, tetapi nama tersebut masih terus merupakan tanda tanya. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas pernyataan tersebut di atas.


Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang tersebut. Malangkucecwara yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci.


Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang.


Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.


Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti candi Jago dan candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman kerajaan Singasari.


Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.


Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang).


Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang.


Timbulnya karajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.


Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur.


Ketika Islam menaklukkan kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah.


Mengapa Malang?

Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”.

Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.


Ciri Khas Kota Malang

Selain tempat wisata dan situs-situs sejarah, Malang juga memiliki ciri khas yang menjadi trade mark atau ciri khas dari masyarakatnya yang sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan Mancanegara. Hanya dengan  melihat, mendengar atau merasakannya kita akan tahu, itu berasal dari kota Malang.

#1. Apel Malang
Jika kita menyebut nama Malang, maka orang yang mendengarnya akan langsung menghubungkan dengan buah yang menjadi ciri khasnya yaitu Apel Malang. Meskipun buah apel sudah jarang ditanam di kota Malang, saat ini buah apel banyak ditanam di Batu dan beberapa daerah di kabupaten Malang. Namun nama yang dikenal adalah Apel Malang.

#2. Tempe Malang
Selain apel Malang, hal lain yang dikenal masyarakat diluar kota Malang adalah tempe. Tempe Malang memiliki cita rasa yang khas yang berbeda dengan tempe-tempe yang dibuat di kota lain. Sekarang tempe Malang sudah dijual dalam kemasan yang berbeda seperti kripik tempe.

Bagi warga Malang yang merantau ke daerah lain, tempe Malang adalah salah satu yang paling dirindukan selain keluarganya.

#3. Aremania
Klub Sepakbola Arema  adalah salah satu magnet yang bisa mempersatukan warga Malang. Warga Malang yang berada di mana pun akan selalu menjadi pendukung fanatik klub ini. Meskipun saat ini yang menjadi anggota Aremania tidak hanya berasal dari Malang namun juga daerah-daerah lain di Jawa Timur seperti Blitar, Tulungagung, Ponorogo, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan lain-lain

#4. Bahasa Prokem
Jika kita berada di perantauan yang akan menjadi pengenal atau tanda bahwa seorang perantau iu berasal dari kota Malang adalah dari bahasa yang digunakan. Logat bahasa Jawa yang digunakan warga Malang memang agak mirip dengan bahasa yang digunakan orang Surabaya, Sidoarjo dan lain-lain. Namun jika seseorang menggunakan 'boso walikan' sudah pasti jika orang itu berasal dari Malang.

Bahasa Walikan atau 'boso walikan' adalah bahasa pergaulan yang digunakan oleh warga Malang, mulai dari generasi tua sampai ke generasi mudanya. Maka, jangan mengaku menjadi warga Malang jika tidak bisa 'boso walikan'.

#4. Topeng Malang
Topeng Malang-an adalah salah satu budaya asli milik warga Malang. Meskipun saat ini sudah jarang generasi muda yang mengenalnya namun budaya Topeng Malang-an ini masih tetap ada dan dilestarikan oleh sebagian warga Malang, salah satunya adalah Mbah Soleh dari Tumpang. (Sumber: malangkota.go.id)

Apel Malang

Sentra Tempe Malang 

Topeng Malang

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.