Keberhasilan Mahasiswa UB dalam Menemukan Bakteri Penghambat Perkembangan Penyakit pada Cabai
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berhasil menemukan bakteri penghambat perkembangan penyakit pada tanaman cabai
Malang, kskindonesia.net - Cabai rawit menjadi komoditas hortikultura penyumbang inflasi sebesar 0.08% dari 3.2% inflasi nasional (Bank Indonesia, 2018). Inflasi terjadi akibat kenaikan harga cabai rawit yang terus terjadi akibat produksi yang kurang optimal yang disebabkan oleh serangan penyakit antraknosa (patek) oleh jamur patogen Colletotrichum capsici.
Penyakit antraknosa pada cabai rawit mampu menurunkan produksi sebesar 50-90% per ha. Pengendalian penyakit oleh petani dengan fungisida cenderung belum efektif dan menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan.
Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Cindy Diah Ayu Fitriana, Nava Karina, dan Achmad Roekhan di bawah bimbingan Bapak Luqman Qurata Aini SP., M.Si., Ph.D melakukan pengembangan bakteri kitinolotik UB Forest yang memiliki kemampuan yang cepat dan tepat dalam menghambat patogen Colletotrichum capsici penyebab antraknosa.
Hasil Penelitian menunjukan Bakteri Kitinolitik UB Forest memiliki kemampuan menghambat jamur Colletotrichum capsici penyebab antraknosa dengan presentase penghambatan hingga 100%. Keunggulan bakteri kitinolitik dalam mengatasi penyakit antraknosa lebih efektif dibandingkan fungisida karena bakteri kitinolitik memiliki kemampuan yang cepat dalam melisis dinding sel patogen yang komponen utama berupa kitin sebesar 22-40 %.
Oleh karena itu pemanfaatan bakteri kitinolitik UB Forest sebagai mikroba antagonis yang berperan sebagai green technology berbasis agens hayati perlu dikembangkan dan diharapkan dapat
Penyakit antraknosa pada cabai rawit mampu menurunkan produksi sebesar 50-90% per ha. Pengendalian penyakit oleh petani dengan fungisida cenderung belum efektif dan menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan.
Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Cindy Diah Ayu Fitriana, Nava Karina, dan Achmad Roekhan di bawah bimbingan Bapak Luqman Qurata Aini SP., M.Si., Ph.D melakukan pengembangan bakteri kitinolotik UB Forest yang memiliki kemampuan yang cepat dan tepat dalam menghambat patogen Colletotrichum capsici penyebab antraknosa.
Hasil Penelitian menunjukan Bakteri Kitinolitik UB Forest memiliki kemampuan menghambat jamur Colletotrichum capsici penyebab antraknosa dengan presentase penghambatan hingga 100%. Keunggulan bakteri kitinolitik dalam mengatasi penyakit antraknosa lebih efektif dibandingkan fungisida karena bakteri kitinolitik memiliki kemampuan yang cepat dalam melisis dinding sel patogen yang komponen utama berupa kitin sebesar 22-40 %.
Oleh karena itu pemanfaatan bakteri kitinolitik UB Forest sebagai mikroba antagonis yang berperan sebagai green technology berbasis agens hayati perlu dikembangkan dan diharapkan dapat
Oleh karena itu pemanfaatan bakteri kitinolitik UB Forest sebagai mikroba antagonis yang berperan sebagai green technology berbasis agens hayati perlu dikembangkan dan diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan antraknosa serta mendukung implementasi pertanian yang berkelanjutan. (KSK)
Post a Comment