Begini Cara KSK Memaknai Hari Kartini

Billahi Khadijah (Korlap KSK), Pelajar SMAN 7 Malang


Malang, kskindonesia.net – Momen Hari Kartini dianggap Billahi Khadijah sebagai momentum yang tepat untuk melanjutkan perjuangan RA. Kartini untuk membangkitkan derajat kaum wanita Indonesia, Senin (22/4/2019).

Koordinator Lapangan (Korlap) Komunitas Sosial & Kemanusiaan (KSK) yang merupakan pelajar SMAN 7 Malang ini berusaha meneladani setiap perjuangan yang dilakukan RA. Kartini baik di sekolah maupun di lingkungan rumahnya.

"Peringatan Hari Kartini bagi kaum wanita sangatlah penting sebagai pengingat bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki seorang wanita pelopor pejuang keadilan untuk kaum perempuan Indonesia yang bernama RA. Kartini, perjuangannya bisa menjadi inspirasi dalam kegiatan di sekolah maupun di rumah," ungkap Billahi pada Ketua KSK.

Beberapa pelajaran penting sosok Kartini untuk diteladani perempuan masa kini. Berikut kutipan pemikiran RA Kartini yang patut kita teladani :

Pemikiran Kartini
Lahir pada 21 April 1879 dari keluarga bangsawan Jawa, yang menempatkan pendidikan modern sebagai kunci kemajuan, Kartini tumbuh sebagai warga dunia yang percaya bahwa pendidikan bagi kaum perempuan adalah kunci penting emansipasi manusia—atau, paling tidak, bagi masyarakat Jawa tempatnya tinggal.

Semasa lajang sebagai perempuan mandiri, Kartini telah melahirkan sejumlah tulisan, seperti “Upacara Perkawinan pada Suku Koja” yang terbit di Holandsche Lelie saat berusia 14 tahun. Begitupun ide-ide yang tertuang dalam surat-menyurat dengan sahabat penanya.

Setelah pernikahannya dengan bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat, Kartini merasakan horison pemikirannya berkembang. “Di rumah orang tua saya dulu, saya sudah tahu banyak. Tetapi di sini, di mana suami saya bersama saya memikirkan segala sesuatu, di mana saya turut menghayati seluruh kehidupannya, turut menghayati pekerjaannya, usahanya, maka saya jauh lebih banyak lagi menjadi tahu tentang hal-hal yang mula-mula tidak saya ketahui. Bahkan tidak saya duga, bahwa hal itu ada”, tulis Kartini kepada Nyonya Abendanon yang menjadi sahabat penanya (Surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri, 10 Agustus 1904).

Sementara itu Billahi Khadijah melanjutkan, ada empat hal yang penting agar makna Hari Kartini bisa aktual dan relevan. Pertama, Kartini mendorong pentingnya pendidikan untuk perempuan.


"Yang kedua, Kartini menentang diskriminasi gender yang tumbuh dari cara pandang feodal. Itu berarti perayaan Hari Kartini sama saja dengan merayakan Hari antidiskriminasi gender. Ketiga, Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya dan tentang kaumnya. Keempat, Kartini wafat tepat empat hari setelah melahirkan. Bila dikaitkan saat ini dimana angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi, maka itu bisa sekaligus menginspirasi gerakan kita untuk memperbaikinya," tutup Billah sapaan akbrabnya. (An)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.